Temanku Sanius, kita dulu sama-sama di SMA Negeri I Palembang. Kita tammat tahun 1979. Lama kita tidak bertemu. Walau satu SMA namun akhir perjalanan kita jauh berbeda. Engkau memilih Akabri dan hidup di jalur militer. Sudah sampai mana sobat? Dulu kita ketemu tahun 2006, engkau baru Kolonel. Sudahkah sekarang menjadi jenderal?
Senior-senior ku, dari Jurusan Teknik Tambang Unsri. Kalian semua sudah pensiun, dan sebentar lagi saya menyusul. Contoh dan teladan bagi saya. Selanjutnya saya berharap akhir karier saya seperti kalian semua.
Hayyyya, Johnly Tammunu. Tak ku sangka kalau dikau juga sekolah di SD Nasional dan Group ExPlaju. Padahal kita sama-sama mengejar cita-cita di PT Pusri. Baru sekarang aku tahu siapa dirimu. Salam ku untuk Pieter William Tammunu.
Rief...Arief, hahahahaha. Kenapa ikut-ikutan masuk Pertamina. Apa nggak salah milih kerjaan nih. So pastilah, kerjaan kita bakal tidak jauh-jauh dari urusan pemboran. Jangan menyesal dan jangan menangis. Jalani saja. Hahahahahaha
Nah ketemu si Ridwan deh. Gimana Pak Ustadz. Ku dengar sibuk di Kementerian Luar Negeri. Jadi Diplomat nih yeeeee
Umar, temanku. Terima kasih banyak telah banyak membantu ketika menggantikan kerjaan saat-saat aku ujian. Edi Tabrani, teman sesama susah dan sepenanggungan. Ingak mak kita barua bu karito. Inga...inga
Ainul Arifin, Sangatta tempat kita bersama-sama memulai karier di Pertamina. Sekarang engkau sudah pensiun, dan masih berkarya lagi. Selamat ya kawan.
Alam, tak ku sangka kalau teman satu ku ini berhasil dalam karier. Selamat ya atas jabatann sebagai Presiden Direktur Pertamina EP.
Ini dia, kawan lamo. Si Edwin, rajo minyak dari Chevron. Hahahahahaha. Kalu idak di Yogya, dak maen kito caknyo. Yo dak.
Piyan, tidak dinyana kita jadi besan. Ingat tidak di tahun 1976 kita jatuh dari motor berdua. Hahahahahaha. Aduuuuh Maaak kaki ku pataaaaah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar